Jalur
KAI Yogya Magelang direncanakan akan dibuka kembali. Pemda
DIY bekerjasama dengan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan menghidupkan
kembali rel-rel mati di sekitar DIY.
Hal itu ditandai dengan penandatangan Nota
Kesepahamam (MoU) pengembangan perkeretaapian di Kompleks Perkantoran Pemda DIY
di Kepatihan.
Dirjen
Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko mengatakan, reaktivasi rel mati ini dimulai
dari jalur Yogya - Magelang, menghubungkan hingga Candi Borobudur. Untuk menghidupkannya,
Pemda harus menelusuri kembali sisa-sisa jalur rel lama yang kini telah dibangun
menjadi Jalan Magelang.
Ada
potensi kendala pembebasan lahannya. Karenanya, usai penandatangan MoU, Pemda akan
mengkaji kembali kondisi jalur rel lama dan pendataan lahannya. Termasuk jika mengharuskan
pembebasan lahan warga.
Jika
lahan siap, Kemenhub hanya butuh 2-3 tahun untuk membangun infrastruktur jalur KA
sepanjang sekitar 60 kilometer ke Magelang. Re-aktivasi jalur ini praktis akan menghubungkan
Wonogiri, Solo, Yogya hingga Magelang melalui kereta api.
Bulan
depan jalur Wonogiri - Solo juga sudah siap beroperasi. Sementara jalur Solo- Yogya
sudah kian padat dalam beberapa tahun terakhir. Ke depannya mungkin bisa diteruskan
sampai ke Semarang.
Kepala
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishhubkominfo) DIY Budi Antono mengatakan,
usai penandatanganan, pihaknya segera melakukan feasibility study (FS) dilanjutkan
penyusunan DED.
Dalam
kajian tersebut baru akan dibahas, apakah jalur KA akan dibangun sejajar jalan eksisting
atau dibangun melayang alias elevated railway. Targetnya, reaktivasi rel mati selesai
pada 2018. Sehingga, jalur KA Yogya - Magelang bisa difungsikan pada 2019.
Gubernur
DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut gembira rencana pembukaan jalur KA Yogya
- Magelang. Infrastuktur baru itu diharapkan bisa memfasilitasi aksesibilitas masyarakat
Yogyakarta dengan Jawa Tengah bagian selatan yang selama ini tak optimal.
Harapannya
dengan pembangunan infrastuktur baru di Yogya - Magelang bisa mendongkrak pertumbuhan
ekonomi kedua wilayah. Selama beberapa dekade, potensi ekonomi di sana tak tergarap
terutama produk perikanan dan pertaniannya.
Padahal
pertumbuhan ekonominya tinggi, terutama di wilayah Kedu, Banyumas dan eks-Karisidenan
Surakarta. Belum lagi potensi wisatanya, mengingat Yogya memiliki Candi Prambanan
sementara Magelang punya Candi Borobudur. Ekonomi Yogya juga bisa ikut tumbuh.